PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat jawa adalah
suatu kesatuan yang diikat oleh norma hidup karena sejarah, tradisi maupun
agama. Setiap wilayah pasti mempunyai kebudayaan khas yang berbeda-beda serta
kepercayaan yang sudah diyakini masyarakatnya. Disini jawa sangat kental akan
tradisi dan kebudayaan yang sudah dijalankan masyarakat secara turun temurun
bahkan sudah menjadi rutinitas. Melihat siklus kehidupan masyarakat jawa mulai
dari masa kepercayaan animisme hingga islam masuk di jawa terdapat berbagai
tradisi yang berbeda khusunya dalam bentuk ritual. Maka pada kesempatan kali
ini akan dipaparkan lebih detail mengenai ritual-ritual masyarakat jawa dari
masa ke masa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ritual dan siklus
kehidupan jawa?
2. Apa saja ritual-ritual dalam masyarakat
jawa dari masa ke masa?
3. Karena apa ritual tersebut dilakukan?
C. Tujuan penulisan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
bagaimana ritual-ritual dalam masyarakat jawa yang begitu kental dengan
kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
A. Pengertian ritual dan siklus kehidupan
jawa
Dalam buku “islam
pesisir” oleh Dr. Nur syam dikatakan bahwa banyak dikemukakan oleh para ahli
dalam berbagai disiplin ilmu yang berbeda-beda, bahwa pengertian Ritual adalah
:
a. Seperangkat tindakan yang selalu
melibatkan agama atau magic, yang dimantapkan melalui tradisi.
b. Upacara yang terbatas , tetapi secara
simbolis lebih kompleks karena menyangkut urusan sosial dan psikologis yang lebih dalam.[1]
c. Aktivitas yang di dalamnya sangat kental
nuansa simbolnya.[2]
Ritual
pada umumnya lebih mengacu pada sifat dan tujuan mistis serta ritual di lihat
sebagai perwujudan esensial dari kebudayaan.
B. Ritual Masyarakat jawa dari masa ke masa
1. Masa kepercayaan Animisme
Merupakan
kepercayaan tentang adanya roh atau jiwa pada benda mati maupun benda hidup.
Dengan kepercaayaan tersebut mereka beranggapan bahwa disamping semua roh yang
ada terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia. Maka agar
terhindar dari roh tersebut masyarakat jawa menyembahnya dengan melakukan
ritual-ritual. Diantara ritual-ritual tersebut
adalah:
Upacara
penyembahan nenek moyang dilakukan dengan membuat monument batu besar dan
patung nenek moyang, simbol-simbol upacara tersebut dapat dilihat dari adanya
sesaji, pembakaran kemenyan, bunyi-bunyi dan tarian . Semua itu dimaksudkan
untuk mengundang arwah-arwah nenek moyang untuk berkenan memberikan berkah.[3]
2. Masa kepercayaan dinamisme
Masyarakat jawa mempercayai bahwa apa yang
telah mereka bangun adalah hasil dari adaptasi pergulatan dengan alam. Maka
banyak ritual yang dilakukan agar semua kekuatan alam yang akan mempengaruhi
kehidupan diri dan keluarganya dapat dikalahkan. Ritual-ritual tersebut
diantaranya :
a. Laku perihatin / perih ing batin.
b. Cegah dahar lawan guling (mencegah makan
dan mengurangi tidur).
c. Mutih (makan makanan yang serba putih).
d. Ngasrep (makan makanan dan minuman yang
tawar)
e. Puasa pada hari wetonan.
f. Pati geni (tidak makan, minum,dan tidak
melihat sinar selama 40 hari 40 malam).
Usaha
untuk menambah kekuatan batin itu sendiri juga dilakukan dengan cara
menggunakan benda bertuah / kekuatan gaib yang disebut jimat seperti : keris, tombak,
batu akik, akar bahar dan kuku macan.[4]
3. Masa kercayaan Hindu-Budha
Pada dasarnya budaya di masa Hindu-Budha
merupakan manifestasi kepercayaan-kepercayaan jawa Hindhu-Budha semenjak datang
di tanah jawa. Kegiatan tersebut berupa upacara, tradisi yang sebagian masih
dapat dilihat keberadaannya sampai saat ini. Upacara tersebut dilakukan untuk
memperoleh kesejahteraan dari para dewa.
Ritual-ritual
tersebut dapat dilihat sebagai berikyut :
a. Upacara wiwit (permulaan musim tanam),
diwujudkan pada pemujaan dewi padi yaitu dikenal dengan dewi sri.
b. Ritual kesuburan, yaitu agar manusia
dikaruniai keturunan yang banyak.
c. Upacara kultus terhadap ratu kidul.
d. Upacara perawatan dan penjamasan pusaka.
e. Upacara keagamaan (grebeg). Yang dapat
disimbolkan dengan kerucut-kerucut nasi.
f. Ritual pesta atau arak-arakan sejumlah
gunungan keluar istana.[5]
4. Masa masuknya islam di jawa
Dalam
agama islam mengajarkan agar para pemeluknya melakukan kegiatan-kegiatan
ritualistic tertentu, kegiatan tersebut berupa ibadah (shalat, puasa, sedekah,
dll) dan adat (perayaan hari besar islam,
dan peringatan siklus hidup). Bagi orang jawa, hidup itu penuh dengan
upacara-upacara yang berkaitan dengan lingkungan hidup manusia sejak dari
kandungan, lahir, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga kematian, atau juga
upacara yang berkaitan dengan aktifitas kehidupan. Masyarakat jawa
menyelenggarakan berbagai upacara keagamaan islam local, upacara ini
dikategorikan dalam beberapa hal, yaitu :
a. Ritus lingkaran hidup (upacara
kehamilan, kelahiran, khitanan, perkawinan, dan kematian).
b. Upacara tolak balak (sedekah bumi,
upacara pertanian, upacara sedekah laut).
c. Upacara hari-hari besar (muludan,
syuronan, rejeban).
d. Upacara hari-hari baik (pindah rumah,
bepergian dan perdagangan).[6]
Adapun
sebagai simbol dalam upacara-upacara tersebut terdiri atas berbagai unsur
seperti:
a. Berkorban
b. Berprosesi
c. Semedi
d. Selamatan (do’a,berkat).[7]
Penjelasan
singkat oleh clifford geerts dalam bukunya, bahwa selametan adalah versi jawa
dari apa yang barangkali merupakan upacara keagamaan yang paling utama di
dunia, ia melambangkan kesatuan mistis dan sosial mereka yang ikut serta di
dalamnya.[8]
Selametan
dapat diadakan untuk memenuhi semua hajat orang yang berhubungan dengan suatu
kejadian yang ingin diperingati
e. Bersaji (sesajian) dalam masyarakat jawa
sesajian dapat di bagi menjadi empat jenis, yaitu:
·
sesaji selamatan (sesaji yang di peruntukan
baginyang kuasa , rosul, wali, dan sebagainya)
·
Sesaji
penolakan (sesaji sebagai sarana penolakan roh roh-roh jahat)
·
Sesaji
wadima (sesaji yang dilakukan secara teratur kepada rosul, wali, jin, kekuatan
orang yang sudah meninggal, hewan, tumbuhan, dan sebagainya)
·
Sesaji
sedekah (berupa pemberian makanan, yang bertujuan untuk keselamatan roh-roh
orang yang sudah meninggal dan orang yang menyelenggarakan acara).[9]
Unsur-unsur tersebut sebagian sudah
ada pada masa-masa sebelum adanya islam di jawa. Khususnya sesaji sudah banyak
dilakukan oleh masyarakat jawa pada masa-masa pra-islam. Dan di dalam
masing-masing unsur tersebut mempunyai simbol tersendiri.
C. Tujuan diadakannya Ritual
1. Pada masa kepercayaan Animisme
ritual-ritual yang telah di rutinitaskan oleh masyarakat jawa tersebut,
bertujuan sebagai berikut :
·
Agar
terhindar dari gangguan roh-roh jahat
·
Memohon
berkah dari yang mbahureksa
·
Keselamatan
bagi diri sendiri dan keluarga
2. Masa kepercayaan Dinamisme,
Masyarakat
melakukan tindakan keagamaan dengan berusaha untuk menambah kekuatan batin agar
dapat mempengaruhi kekuatan alam semesta atau jagad raya. Hal itu dilaksanakan
bertujuan agar semua kekuatan yang akan mempengaruhi kehidupan diri dan
keluarganya dapat dikalahkan.
3. Masa Hindu-Budha,
Masa
selanjutnya adalah masa datangnya Hindu-Budha di jawa, yang di dalamnya
terdapat beragam kebudayaan berupa ritual-ritual. Diantaranya tujuan dilakukannya
berbagai ritual adalah:
·
Untuk
memperoleh kesejahteraan ekonomis
·
Untuk
menjaga keserasian kosmis antara kekuatan yang saling berlawanan
·
Untuk
menjaga keseimbangan antar desa
·
Menghindari
goncangan yang dapat mengakibatkan turunnya kesejahteraan materil
·
Sebagai
penghormatan terhadap dewa brahmana
4. Masuknya islam di jawa.
Ritual-ritual
pada masa ini merupakan sisa peninggalan dari masa Animisme hingga masa
Hindu-Budha yang kemudian mengalami sinkretis(percampuran). Jadi kebudayaan
yang berupa ritual pada masa islam adalah proses akulturasi masa pra-islam
dengan islam. Adapun tujuan-tujuan diadakannya ritual-ritual yang telah
berlangsung pada masa ini hingga sekarang adalah :
·
Mencari
keselamatan kepada yang Maha kuasa
·
Untuk
menagkal pengaruh buruk dari kekuatan gaib yang tidak dikehendaki
·
Menjalin
sosialisasi yang kuat antar masyarakat
·
Memperoleh
keberkahan dari yang Maha kuasa
·
Sebagai
penyucian rohani
·
Mengembalikan
mnusia pada fitrah-Nya sebagai makhluk yang mengimani sang penciptanya
(Al-Khaliq) sebagai satu-satunya tuhan pencipta alam semesta.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ritual
merupakan seperangkat aktivitas yang melibatkan agama atau magi, yang
dimantabkan melalui tradisi. Biasanya berupa kegiatan-kegiatan upacara yang
didalamnya terdapat simbol tersendiri.
Adapun
ritual-ritual yang ada dan sudah di lakukan secara turun temurun dari masa ke
masa diantaranya yang paling populer adalah:
a. Upacara keselamatan bertujuan mencari
keselamatan dan memohon berkah
b. Pemberian sesaji bertujuan menghindarkan
diri dan keluarga dari kekuatan gaib yang jahat
c. Upacara arak-arakan
d. Upacara keagamaan, seperti grebeg,
maulud bertujuan untuk memperingati hari-hari besar islam
B. Saran
Manusia
adalah tempatnya salah dan lupa. Oleh karena itu, pastilah dalam makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik yang disengaja maupun yang
tidak disengaja, maka dari itu saya mohon sarannya, agar kedepannya dapat lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Amin,
Darori, Islam dan kebudayaan jawa, Yogyakarta: Gama media, 2000.
Geertz,
Clifford, Abangan, santri,priyayi dalam masyarakat jawa, Jakarta:
Pustaka jaya,1981
Sofwan,
Ridin, Dkk, Merumuskan kembali interelasi islam-jawa, Semarang: Gama
Media, 2004.
Suyono,
R.P., Dunia mistik orang jawa (roh, ritual, benda magis), Yogyakarta: LKIS,
2007.
Syam,
Nur, Islam pesisir, Yogyakarta: LKIS,2005
[2] Ridin
Sofwan, Dkk, Merumuskan kembali Interelasi Islam-jawa, Semarang : Gama
Media, 2004, hal. 184
Tidak ada komentar:
Posting Komentar