Breaking

LightBlog

Senin, 05 Juni 2017

Mengenal Rasm Utsmani



MENGENAL RASM UTSMANI
Dari awal hingga akhir turunya Al-Qur’an, seluruh ayat-ayatnya telah ditulis oleh para penulis wahyu yang ditunjuk oleh Rasulullah. Disamping itu seluruh ayat Al-Qur’an dinukilkan atau diriwayatkan secara mutawattir baik secara hafalan maupun tulisan. Sementara dalam penukilan atau periwayatannya tidak pernah dan dilarang keras secara ma’nawi.
Al-Qur’an yang dimiliki umat Islam dewasa ini, ternyata mengalami proses sejarah yang paling unik dalam upaya penulisan dan pembukuannya. Pada masa Nabi Muhammad SAW, oleh karena belum mengenal alat-alat tulis seperti kertas, Al-Qur’an yang diturunkan dengan sab’atu akhruf  ditulis pada kepingan-kepingan tulang-tulan, pelepah kurma, atau bebatuan tipis, sesuai dengan peradaban masyarakat waktu itu.
Ide brilian muncul dari Sahabat Umar bin Khattab pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq, untuk mendadwinkan Al-Qur’an yang disepakati oleh para Ulama’, bahwa shuhuf Abu Bakar adalah mencakup sab’atu akhruf.
Proses pembukuan Al-Qur’an berlanjut pada masa Khalifah Utsman bin Affan yang latar belakangnya adalah kaum muslimin terjadi saling menyalahkan baca’an (qira’at) yang tidak sesuai dengan Qari’at mereka. Mushaf yang ditulis pada zaman Utsman bin Affan berjumlah beberapa buah, para ulama’ berselisih pendapat. Perlu dicatat bahwa mushaf-mushaf Utsmani (المصاحف العثمانية) yang dikirim ke berbagai kota atau daearh, adalah untuk dijadikan rujukan atau imam bagi kaum muslimin, terutama manakala terjadi perselisihan  diantara mereka menyangkut qira’at Al-Qur’an.
Sementara itu, pola penulisan Al-Qur’an pada masa Utsman bin Affan yang bisa disebut RASM UTSMANI terdapat perbedaan atau pentimpangan dari pola penulisan bahasa secara konvensional (الرسم القياسي atau الرسم الإملائي).
Perlu diketahui pula bahwa bentuk wujud penulisan Mashahif Utsmaniyah tidaklah sebagaimana wujud dan bentuk tulisan Al-Qur’an yang dikenal sekarang ini secara keseluruhan. Sebab huruf-huruf Al-Qur’an dalam Mashahif Utsmaniyah sebagai tidak menegenal titik dan tanda baca.
Qira’at Al-Qur’an yang dikenal dan dipelajari oleh kaum muslimin sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga sekarang tidak hanya satu macam baca’an versi saja, yaitu riwayat baca’an Hafsh melainkan memiliki berbagai versi baca’an lain yang juga bersumber dari Rasulullah. Misalanya baca’an dan mushaf versi riwayat Warsy, sekarang dapat dijumpai di Maroko, Aljazair, Tunusia, Sinegal, Nigeria, Mouritania, Kamerun, dan lain-lain. Baca’an dan versi riwayat Qalun dapat dijumpai di Syiria dan Libia. Baca’an versi riwayat Ad-Duri dapat dijumpai di, Sudan, dan lain-lain. #iat_uin_walisongo.
Ahmad Fathoni, Ilmu Rasm Utsmani, (Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) dan Institut PTIQ Jakarta, 2013).
                                                                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox